Ruang Mama Online Vol. 06
Jam: 19.30-20.30 WIB
NARASUMBER
Nama : Auxilia Paramitha
Suami : Pramantha Wijaya
Anak : Malka Ragnala Sokya
Kegiatan :
❤ ibu rumah tangga
❤ founder @celotehanak.id
❤ @citraelo
❤ Penyiar Most Radio 105.8 fm (Most Music ,
Mon-Fri 10-1pm)
Pendidikan
Komunikasi -
Universitas Paramadina
MATERI
Hai moms, salam kenal 😊
saya Auxilia Paramitha, moms bisa panggil saya Auxi.
Terima kasih untuk
kesempatan yang dikasi ke saya ya moms. Di sini saya mau sharing tentang Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak, terutama dalam kaitannya dengan berkomunikasi
dengan orang lain.
Beberapa tips dan cara yang perlu diperhatikan
dalam rangka mengembangkan rasa percaya diri anak :
1. Kita harus
mengenali karakter anak dulu. Apakah memang tipe yang aktif berpendapat , mampu
mengatakan secara jelas apa keinginannya. Atau pemalu. Atau ada juga anak yang
seperti “mesin diesel”? Semakin lama berinteraksi baru semakin yakin dan
percaya diri untuk ngobrol lebih banyak.
2. Dalam aktivitas sehari-hari,
ada cara mudah yang bisa dipraktekkan orang tua. Biarkan anak belajar
berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain. Contoh paling mudah ketika
membayar di kasir, coba berikan kesempatan pada anak untuk melakukan
pembayaran, di situ anak akan belajar untuk berkomunikasi dengan kasir. Pada
awalnya boleh didampingi, tapi secara bertahap nanti coba biarkan anak untuk
melakukannya sendiri, orangtua duduk di kursi yang tidak jauh dari kasir (kalau
memungkinkan).
Cara lain yang bisa
dicoba adalah pada saat memesan menu makanan di restoran. Biarkan anak memilih
menu yang dia inginkan , dan minta anak untuk menjawab sendiri pertanyaan
dari pelayan yang menanyakan pesanan.
3. Semakin banyak
berinteraksi dengan orang lain, secara otomatis akan melatih rasa percaya
dirinya. Berikan support kepada anak untuk mengikuti kegiatan yang dia suka.
Berikan beberapa pilihan, trial, dan biarkan anak memilih. Ketika anak
mengikuti suatu kegiatan yang dia suka
dan tidak terbebani, besar kemungkinan anak akan mencapai hasil maksimal dalam
kegiatan tersebut.
Kemudian kalau memang
ada lomba terkait kegiatan tersebut, dukung anak untuk mencoba ikut lomba. Tapi
dengan catatan : jangan bebani anak dengan “harus jadi juara”. Kata-kata sakti
yang saya gunakan untuk anak saya : “dengan kamu berani mencoba ikut kompetisi,
itu sudah hebat. Apapun hasilnya, kamu hebat!”.
Tentunya kita tahu ya
moms, tiap anak itu berbeda. Selalu sabar dan semangat untuk membimbing anak
menemukan bakatnya ya 😊 Karena dengan mengasah bakat ini juga bisa
menambah rasa percaya diri anak. Ketika dia tau bahwa dia jago menggambar, jago
dance, jago basket atau apapun itu, otomatis rasa percaya dirinya bertambah.
Jangan lupa, selalu
berikan pujian untuk anak untuk usaha yang sudah mereka lakukan. Salam hangat
dari saya ❤
TANYA JAWAB
1.
Mama Byan
Tanya :
a. Apakah sering /
rutin mengajak main anak (2-3 tahun) di luar rumah bareng teman-teman mrpakan
salah satu cara meningkatkan rasa percaya diri?
b. Apakah anak yg "ngalahan"
dan "hati-hatian" berarti anak yg kurang punya rasa percaya diri?
c. Jika iya, bagaimana
cara mengatasinya?
d. Apakah cara-cara
mengatasi kepercayaan diri pada anak ini berlaku sama utk anak perempuan &
laki-laki atau berbeda?
e. Apakah anak yg sering
dibentak dr kecil jd slh satu faktor kurangnya percaya diri?
f. Jika iya, bgaimana
mngembalikan kepercayaan diri si anak selain mngurangi membentak anak?
Jawab :
Halo mama Byan, salam
kenal. Menjawab pertanyaan mama Byan :
a. Ya. Mengajak
anak-anak untuk bersosialisasi , berkomunikasi dengan orang lain sejak dini
tentu akan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Ini adalah kesempatan anak
untuk berlatih menghadapi orang lain dengan cara paling “mudah” >>
bermain bersama.
b. Untuk anak yang
“ngalahan” dan “hati-hatian” , coba dilihat apakah ini hanya dilakukan ketika
berada di lingkungan baru atau memang sehari-hari di rumah pun seperti itu.
Berdasarkan sharing
saya dengan para ibu dan juga berdasarkan pengalaman saya bertemu dengan
anak-anak yang “hati-hati” , hal ini cenderung terbentuk karena kita sebagai
orangtua terkadang ingin melindungi anak semaksimal mungkin, membuat keadaan
senyaman mungkin untuk anak. Kita takut akan keadaan yang membuat anak tidak
nyaman. Yang kadang kita lupa, nantinya pada saat dewasa tidak semua keadaan
akan menyenangkan untuk anak.
Jadi kehati-hatian
anak ini bukan melulu artinya tidak
percaya diri, tapi bisa jadi si anak belum yakin apakah keadaan sekitar “aman”
untuknya sehingga anak pun bingung harus bersikap seperti apa.
c. Yang bisa dilakukan
adalah berikan kepercayaan kepada anak untuk bersikap. Di sini misal contohnya
ada kekhawatiran “bisa nggak ya A nanti field trip ngga saya temenin? Nanti
makan gimana dll?”
Nah coba berikan
kepercayaan pada A bahwa dia pasti bisa sendiri, toh ada guru yang menjaga.
Misalpun kita sebenarnya masih khawatir dalam melepas anak, jangan sampai si
anak tau. Harus pintar-pintar akting ya moms di depan anak 😬Jadi
tetap berikan support dan bilang “have fun ya nak!”
Ini contoh kecil ya.
d. Cara mengatasi
kepercayaan diri pada anak lebih ke penyesuaian karakternya, bukan soal gender.
Saya pernah bertemu
dengan anak laki-laki yang sangat pemalu untuk berbicara di depan teman-teman
barunya. Tidak sedikit pun kata yang keluar. Sekalinya keluar pun kata-kata
“nggak mau ngomong” ! Pendekatan yang saya lakukan lebih personal dibanding
anak-anak lain, di hari pertama dia cuma mau bisik-bisik ke saya, besoknya mau
ngomong di depan kelas asal ada teman, besoknya lagi berani ngomong di depan
kamera.
Ketemu dengan anak
perempuan yang pemalu dan “mesin diesel” pun pernah. Pendekatannya sama, secara
personal. Di mana akhirnya anak perempuan yang dari awal tidak ada suaranya, di
hari terakhir malah dia yang nggak mau pulang karena masih mau main sama
teman-teman yang lain. Laki, perempuan,
kalau pemalu, biasanya pendekatan yang saya lakukan adalah pendekatan personal.
Artinya di sini cara untuk meningkatkan rasa percaya diri lebih melihat kepada
karakter ya mama. Dalam prosesnya, diperlukan kesabaran dari orangtua.
e. Menurut artikel2
yang saya baca, ya membentak anak akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya.
Salah satu artikel https://www.google.co.id/amp/s/amp.kaskus.co.id/thread/5adeb199582b2ebd3a8b456c/dampak-buruk-membentak-anak
f. Selain mengurangi
membentak anak, hal yang bisa coba dilakukan adalah mencoba berkomunikasi
secara positif untuk hal-hal yang selama ini memicu terjadinya bentakan.
Misal anak nggak
mengerjakan PR nya dan biasanya dibentak, ini diganti caranya dengan bertanya
kenapa PR belum dikerjakan. Kembali lagi ke soal akting, orangtua memang harus
banyak belajar akting tenang, saya juga masih belajar kok mama ;)
Bentuk nyata lain
adalah support anak dalam tiap kegiatannya. Biarkan dia menyalurkan bakat
sesuai yang dia mau.
Tanggapan Mama Byan :
Terima kasih Mba Harty
dan Mba Auxi untuk penjelasannya.
Iya, setelah
baca-bacadr pertanyaan dan jawaban2nya, mungkin Byan termasuk yg mesin diesel
juga ya, krn baru semangat belakangan kalau di acara2. Tapi lucunya kalo pas
main, dia pasti gak mau lsg main cuma liatin aja, setelah 10-15 menit baru ikut
main (selama itu udah dibujuk-bujuk juga). Dan pas main gak pernah ketinggaln
bilang "permisi byan mau lewat"
Tanggapan Mba Auxi :
Iya mba, memang ada
tipe anak yang maunya mengamati dulu, baru nanti ikutan main. Gapapa , sering2
aja diajak ke tempat main supaya terbiasa sering ketemu orang baru, semoga jadi terlatih yaa untuk cepat beradaptasi
dengan lingkungan barunya.
2. Mama Ayesha
Tanya :
Hallo kak.. Saya bunda
dari ayesha.. pertanyaan saya
Ayesha itu tipe anak
yg suka berbicara dan bertanya percaya dirinya besar tapi itu terjadi dilingkungan yg dia kenal dan dia sukai..
tetapi dia pemalu ketika bertemu orang baru atau teman yg sepantaran dengan
usianya.. kalau seperti itu tipe anak pemalu atau percaya diri ya.. solusinya
ya.. Makasih..
Jawab :
Haloo mama Ayesha,
salam kenal 😊
Sayangnya saya belum
pernah ketemu Ayesha jadi saya belum melihat seperti apa interaksi Ayesha
dengan orang lain. Kalau Ayesha hanya malu di awal ketemu orang baru tapi
setelah beberapa saat Ayesha bisa mulai ngobrol dan main bareng, bisa jadi
Ayesha adalah tipe observer yang orang sering bilang “mesin diesel” jadi
panasnya belakangan.
Tapi untuk anak
seperti Ayesha yang suka bicara dan bertanya, coba diarahkan ke kegiatan yang
sesuai, yang dia memang tertarik banget, di mana kondisinya akan memancing
keinginan Ayesha untuk aktif berbicara. Pada dasarnya cara untuk melatih rasa
percaya diri anak adalah sering-sering ajak dan biarkan anak berinteraksi
dengan teman-teman baru.
3. Mama Arie
Tanya :
Kebetulan masalah
anak"ku niiiih, tips" nya Udah aku praktekin semua, Anakku yg umur 12
tahun, malah sebenernya serba bisa, tapi tetep aja PDnya down kalo Ada
kesempatan Lomba, dll dia tuh Kaya ga yakin gitu. Apa efek punya sibling ABK
yaa, yang PDnya malah super, jadi dia berasa sibling rivalry gitu? Karena dari
awal Kita ga bandingin, tapi dia selalu bilang jealous, kalo ABK walaupun
kemampuannya di bawah rata", tapi orang selalu appreciate. (mungkin Karena
sebelumnya mereka underestimate sebelum liat kemampuan si sibling yg ABK ini).
Sementara Anakku yg
lain, umur 5 tahun, sudah masuk semester ke 2 masih suka nangis kalo ke sekolah
(hanya diantaranya saja), alasannya dia takut minta tolong sama gurunya kalo
butuh bantuan di sekolah.
Mohon tips"nya
lagi🙏🏼
Makasih banyaaaak 😍
Jawab :
Halo Mama Arie salam
kenal ,
Kalau untuk anak yang
umur 12 tahun, kalau dia sudah bilang jealous berarti permasalahannya jelas.
mama bisa berikan pujian lebih banyak dari biasa untuk semua usahanya , support
terus untuk lomba tanpa harus memikirkan target. Mungkin bisa bilang ke anak
selama dia enjoy ikut kompetisi, just do it.
Keadaan lingkungan sekitar yang sering
appreciate ke sibling yang lain, pasti akan memberikan “tekanan” sendiri untuk
anak. Berarti harapannya adalah support dan perhatian dari papa mama yang lebih
besar daripada biasanya. Salah satunya bisa puji secara detail prestasi yang
dibuat, tanyakan perkembangannya dll. Tunjukkan bahwa orangtua benar-benar
tertarik dengan apa yang dilakukannya.
Kalau untuk anak yang
5 tahun, apakah sudah ditanya detail kenapa anak merasa takut minta tolong sama
guru? Atau mungkin ditanya keadaan yang bikin anak nggak nyaman di sekolah itu
apa.
Kalau memang ada
waktu, mungkin mama bisa menemani ke sekolah dan melihat interaksi anak dengan
yang lain, apakah mungkin ada yang bikin nggak nyaman. Karena kadang anak belum
bisa menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan ketidaknyamannya. Jadi
kembali lagi kalau memungkinkan, mama bisa menemani dan memperhatikan aktivitas
anak di sekolah untuk sementara waktu, ini tujuannya supaya anak merasa “aman”
ada mama yang bantu, tapi di saat bersamaan mama bisa mencari tau keadaan apa
sebenarnya yang membuat anak tidak nyaman .
Kalau sudah ketemu
keadaan yang nggak bikin nyaman, maka solusi bisa dicari dan pelan-pelan anak
bisa diajarin untuk berani dan percaya diri di sekolah.
Tanggapan Mama Arie :
Terima kasih
jawabannya mbak Auxi 🙏🏼 untuk anak pertama bisa dicoba lagi
puji"annya, 😅 Sementara yg umur 5
tahun ini, belum ketemu niiih masalahnyaaa. Karena tiap pulang sekolah dia
happy..
Tanggapan Mba Auxi :
Terus sabar mengamati
ya mbaa , anak2 kan gitu kalau udah ketemu yang bikin happy jadi lupa sama yang
bikin nggak nyaman. Tapi kalau hal yang bikin nggak nyama
4. Mama Rani
Tanya :
Kak mau tanya utk mb
Auxi ya..
1. Sy ibu 2 anak, si
kakak cowok 3,5 thn, adiknya cewek 1 thn. Seringkali ketika sy berinteraksi dgn
si adik, kakakny seperti merasa cemburu. Semisal ketika sy pulang kerja, datang
langsung peluk kk, tapi kemudian menyusui si adik, eh..kk nya jadi seperti
tantrum gitu. Adiknya diusilin, kadang sy jg ditendangin. Udah dilarang baik2,
tapi kok si kk cuek aja ya? Teteup...aja mukulin sy. Kadang nendangin adiknya,
walaupun tidak keras, adiknya sih gak sampe nangis.. Gitu gimana ya mbak?
2. Gimana cara
komunikasi efektif pada anak 3,5 thn? Terutama ketika dia berbuat (yg menurut
saya) salah/ tindakan mengganggu lainnya. Soalny sy masih sering kelepasan
bicara dgn nada agak tinggi, terutama saat si kk ngusilin adiknya.
3. Si kakak sekarang
jdi suka berteriak2 dan marah2 walaupun hanya karena masalah sepele, seperti
saat mainan baloknya dirobohkan adiknya, atau saat adikny ikut mainan dgn si
kk, sambil bilang "ih adek jangan, itu mainan aq, gak boleh..!"
Gimana cara mengatasinya ya mbak? Sampai usia berapa sih anak mulai mau berbagi
dgn teman/ saudaranya? Terima kasih y mb.
Maaf kepanjangan tanya hehe..
Jawab :
Hello mama Rani, salam
kenal
1. Untuk sikap kakak,
sepertinya memang benar ada rasa cemburu ya. Kalau memang dirasa sudah
berlebihan, mungkin bisa dikonsultasikan ke pakar terkait ya mama. Tapi kalau
saran dari saya, bisa mama meluangkan waktu untuk pergi berdua dengan kakak.
Apakah ke playground, atau sekedar jalan-jalan. Teknik ini dipakai oleh sahabat
saya yang punya 2 anak. Jadi si kakak tetap merasa mama punya porsi perhatian
yang sama seperti sebelum ada adiknya.
Bonding time tentunya penting banget ya ma dengan anak. Sekedar menjadi
teman bermain di rumah pun itu bisa hal menyenangkan untuk anak.
2. Untuk berkomunikasi
dengan anak, yang saya terapkan adalah jangan pernah anggap anak tidak akan
mengerti apa yang kita bicarakan, bicara ke anak ya sama seperti kita berbicara
dengan orang dewasa, hanya dengan bahasa yang mudah dipahami. Untuk posisi
tubuh saat berbicara pun coba posisikan di level yang sama. Misal mama
berjongkok jadi bisa kontak mata saat berbicara atau menasihati anak. Berbicara
dengan nada tegas tapi bukan membentak, lihat ke mata anak tapi bukan melotot.
Seperti bicara serius meminta pengertian dari anak. Kalau dalam pengalaman
saya, kalau ngomel2 anak nggak mendengarkan, tapi kalau diajak bicara serius
dan baik-baik malah lebih cepat mengiyakan. Untuk perbuatan yang mengganggu,
misal mengusili adik. Tanyakan baik2 kenapa kakak melakukan itu. Biarkan kakak
memberikan jawabannya, mengungkapkan perasaannya, baru setelah itu dinasehati.
3. Kalau untuk soal
berbagi, yang saya praktekkan dari kecil saya biarkan anak untuk berbagi dengan
temannya. Tapi dengan catatan yang mau meminjam harus meminta ijin terlebih
dulu kepada pemiliknya. Begitu juga kalau anak mau meminjam barang, ajari untuk
meminta ijin. Mungkin bisa dibikin kayak role play gitu mama, ketika si adik
meminjam , kemudian nggak lama dikembalikan, dan tunjukkan ke kakak bahwa
mainannya tetap baik2 saja dan kembali ke tangannya walaupun sempat dipinjam
adik. Untuk lebih detail lagi tentang sikap kakak yang didasari rasa cemburu
ini, bisa diobrolin dengan pakar terkait ya ma..
5. Mama Mada
Tanya :
Untuk pertanyaan
kulwap dengan tema "percaya diri", ada yg mau saya tanyakan :
(Titipan teman)
Bagaimana membangkitkan rasa percaya diri pada anak dari single parent dan
pasangan tidak mau terlibat urusan anak bahkan sedari belum berpisah ? Karena
Bapaknya menganggap anak urusan Ibunya
Semoga berkenan dengan
pertanyaannya ya Kak 🙏
Jawab :
Hai Mama Mada, salam
kenal 😊
Sampaikan salam saya
untuk teman mama yang menitipkan pertanyaan ya. Hal ini akan jawab berdasarkan
pengalaman pribadi saya. Saya pernah menjadi single parent selama 6 tahun.
Membesarkan anak laki-laki. Di mana saya berpikir anak saya harus tumbuh jadi
anak yang percaya diri dan kuat.
Secara langsung maupun
tidak, travelling bersama anak bisa memupuk rasa percaya dirinya. Karena hal
ini yang saya lakukan pada anak saya
pada saat travelling : memberikan “tanggungjawab” untuk dia memegang
tasnya sendiri (walaupun isinya cuma cemilan) . Membiarkan dia berjalan di
depan saya, membiarkan dia mengeksplor tempat-tempat baru (anak saya suka
jalan-jalan, nggak bisa duduk diam) > misal ketika di bandara , dia mau
jalan2 melihat keadaan sekitar ya saya biarkan, selama dia masih bisa melihat
saya di mana, begitu juga sebaliknya.
Dengan travelling,
anak juga terbiasa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang.
Kalau travelling
dirasa tidak mungkin, ajak anak pergi berdua ke suatu tempat , biarkan dia
memilih tempat yang dikunjungi apakah itu museum, mall atau yang lain, biarkan
anak memilih kegiatan yang mau dilakukan, atau sekedar memilih makanan yang dia
mau. Rasa percaya diri bisa tumbuh bahkan dari hal sesederhana diberikan kebebasan
mengungkapkan keinginan/pendapatnya.
Ajak anak untuk
mengikuti kegiatan lain di luar sekolah, sesuai dengan yang dia suka.
Lagi-lagi, biarkan dia memilih yang dia suka, selama kegiatannya positif mama
terus dukung saja. Tiap anak punya bakat yang berbeda, tinggal kita sebagai
orangtua yang bantu gali. Sama seperti kita yang akan PD dengan hal yang bisa
kita kerjakan dengan baik, anak pun juga akan merasa semakin percaya diri kalau
dia tau bahwa dia bagus di suatu bidang tertentu.
Yang juga harus dilakukan
oleh mama adalah tunjukkan bahwa semua baik-baik saja. Tidak ada yang berubah.
Memang berat untuk melakukan semuanya sendiri, tapi bukan tidak mungkin ☺
semangat terus ya teman Mama Mada.
6. Mama Tsaqief
Tanya :
Mbak Auxi daku
bertanya ttg anakku tsaqief 2 tahun 11 bulan, les baca tapi mamak ikutan masuk
kelas,,, awal trial aman sendiri, sampe udah masuk 6x aman, nah yg pertemuan ke
7 minta mamak masuk kelas, nah di les itu kalo anak minta temenin gpp, harus
sampe anak yg bilang mamal tunggu diluar aja, baru emak boleh keluar, cuma
rasanya kok gak lepas2 anakku, padahal kan sejam nungguin dia diluar mamak bisa
baca komik,,,anak daku supel makk, kebiasaan liat mamak ngerumpi, pede kuadrat
sampe meja teman pun dijadikan catwalk, cuma itulah kenapa les ditemenin.
Yg kedua..... Ini
kapan berakhir ya masa2 dia gak mau berbagi, maen sama2 dibawah kalo temen yg
maen gak sering ketemu, dg dia kepala anak org di pukulin, susah aku, bikin
malu, bisa bikin nasi cewek2 semua yg lagi maen, hiks,,, mohon pencerahan nya
mbak Auxi yaa thx b4.
Jawab :
Coba saya jawab ya
mama Tsaqief.. kembali lagi kalau anak minta ditemani mama, ini artinya anak
mencari kenyamanan dan rasa aman.. apalagi kalau sebenarnya tsaqief anak yang
PD dan supel. Coba diamati soal apa yang terjadi di dalam kelas, mama tsaqief
bisa intip sesekali.
Tapi kalaupun sekarang
tsaqief maunya ditemenin, gpp mama ikuti saja dulu, apalagi tsaqief masih 2
tahun, jangan pernah tinggalin diam2 ke luar kelas ya, nanti malah semakin
merasa insecure dikira mamanya mau ninggalin. Semangat nemenin tsaqief yaa mama
💪🏻
Nah kalau soal kapan
berakhirnya, seperti tadi sempat saya sampaikan, kalau mama sudah merasa sikap
tsaqief berlebihan, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog anak.
Bukan karena anak bermasalah, tapi supaya kita tau bagaimana cara yang tepat untuk
mengatasi keadaan ini.
Saya juga
berkonsultasi dengan psikolog anak kok, karena saya mau tau kualitas komunikasi
saya dengan anak seperti apa.. dan apakah ada yang harus diperbaiki. Semangat semangattt
ya mama.
PENUTUP
Terima kasih mba
Harty, dan mama-mama dari keluarga Teman Main. Semoga obrolan hari ini
bermanfaat ya.
Tiap anak punya
karakter yang unik, minat yang berbeda, nggak akan bisa kita bandingkan 1 anak
dengan yang lainnya. Tetap semangat untuk membantu anak menemukan minat dan
bakatnya ya mama , dan semoga dengan ini bisa menambah rasa percaya diri anak ❤
Dan tentunya saya
tunggu yaa di kelas @celotehanak.id 😉
____________________
Kulwap dipandu dan dirangkum oleh Kak Harty
Terima kasih :)
-SELESAI-
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.